Minggu, 18 November 2018

Menasehati Tanpa Melukai

" Adab Memberi Nasehat "

Ketika seseorang hendak memberikan nasehat hendaklah memperhatikan adab-adabnya . .
-> karena adab tersebut sangat menentukan diterima atau tidaknya nasehat

Beberapa adab yg perlu diperhatikan adalah :

1 ) Mengharapkan ridha' Allah Ta’ala

Seorang yg ingin menasehati hendaklah meniatkan nasehatnya semata-semata untuk mendapatkan ridha' Allah Ta’ala
-> Karena hanya dengan maksud inilah dia berhak atas pahala dan ganjaran dari Allah Ta’ala di samping berhak untuk diterima nasehatnya

Rasulullaah shalallahu alaihi wa salam
bersabda :

ุฅِู†َّู…َุง ุงู„ْุฃَุนْู…َุงู„ُ ุจِุงู„ู†ِّูŠَّุฉِ ูˆَู„ِูƒُู„ِّ ุงู…ْุฑِุฆٍ ู…َุง ู†َูˆَู‰ ูَู…َู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ู‡ِุฌْุฑَุชُู‡ُ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุฑَุณُูˆู„ِู‡ِ ูَู‡ِุฌْุฑَุชُู‡ُ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุฑَุณُูˆู„ِู‡ِ ูˆَู…َู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ู‡ِุฌْุฑَุชُู‡ُ ู„ุฏُู†ْูŠَุง ูŠُุตِูŠุจُู‡َุง ุฃَูˆِ ุงู…ْุฑَุฃَุฉٍ ูŠَุชَุฒَูˆَّุฌُู‡َุง ูَู‡ِุฌْุฑَุชُู‡ُ ุฅِู„َู‰ ู…َุง ู‡َุงุฌَุฑَ ุฅِู„َูŠْู‡ِ

“ Sesungguhnya setiap amal itu bergantung kepada niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yg diniatkannya.
Barangsiapa yg hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya ( dinilai ) kepada Allah dan Rasul-Nya , dan barangsiapa yg hijrahnya karena dunia yg hendak diraihnya atau karena wanita yg hendak dinikahinya , maka ( hakikat ) hijrahnya itu hanyalah kepada apa yg menjadi tujuan hijrahnya ”

( HR . Bukhari dan Muslim )

2 ) Tidak dalam rangka mempermalukan orang yg dinasehati

Seseorang yg hendak memberikan nasihat harus berusaha . .
-> untuk tidak mempermalukan orang yg hendak dinasehati

Ini adalah :
-> musibah yg sering terjadi pada kebanyakan orang ,
saat dia memberikan nasihat dengan nada yg kasar.
Cara seperti ini bisa berbuah buruk atau memperparah keadaan.
Dan nasehat pun tak berbuah sebagaimana yg diharapkan

3 ) Menasehati secara rahasia

Nasihat disampaikan dengan terang-terangan ketika hendak menasehati orang banyak seperti
-> ketika menyampaikan ceramah

Namun kadangkala nasehat harus disampaikan secara rahasia . .
-> kepada seseorang yg membutuhkan penyempurnaan atas kesalahannya

Dan umumnya seseorang hanya bisa menerimanya . .
-> saat dia sendirian dan suasana hatinya baik

Itulah saat yg tepat . .
-> untuk menasehati secara rahasia
tidak di depan publik

Sebagus apapun nasehat seseorang . .
-> namun jika disampaikan di tempat yg tidak tepat dan dalam suasana hati yg sedang marah maka nasehat tersebut hanya bagaikan asap yg mengepul dan seketika menghilang tanpa bekas

Al-Hafizh Ibnu Rajab berkata:
“ Apabila para salaf hendak memberikan nasehat kepada seseorang , maka mereka menasehatinya secara rahasia…
Barangsiapa yg menasehati saudaranya berduaan saja maka itulah nasehat

Dan barangsiapa yg menasehatinya di depan orang banyak maka sebenarnya dia mempermalukannya ”

( Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam , halaman 77 )

Abu Muhammad Ibnu Hazm Azh-Zhahiri menuturkan :
“ Jika kamu hendak memberi nasehat sampaikanlah secara rahasia bukan terang-terangan dan dengan sindiran bukan terang-terangan.
Terkecuali jika bahasa sindiran tidak dipahami oleh orang yg kamu nasehati , maka berterus teranglah ”

( Al-Akhlaq wa As-Siyar , halaman 44 )

4 ) Menasehati dengan lembut , sopan , dan penuh kasih

Seseorang yg hendak memberikan nasehat haruslah bersikap lembut , sensitif , dan beradab di dalam menyampaikan nasehat.

Sesungguhnya menerima nasehat itu diperumpamakan seperti . .
-> membuka pintu

Pintu tak akan terbuka kecuali . .
-> dibuka dengan kunci yg tepat

Seseorang yg hendak dinasehati adalah :
-> seorang pemilik hati yg sedang terkunci dari suatu perkara . .

jika perkara itu yg diperintahkan Allah . .
-> maka dia tidak melaksanakannya

atau . .

jika perkara itu termasuk larangan Allah . .
-> maka ia melanggarnya

Oleh karena itu . .
harus ditemukan kunci untuk membuka hati yg tertutup
-> Tidak ada kunci yg lebih baik dan lebih tepat kecuali nasehat yg disampaikan dengan lemah lembut . .
diutarakan dengan beradab . .
dan dengan ucapan yg penuh dengan kasih sayang . .

Bagaimana tidak . .

sedangkan Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam
bersabda :

ุฅِู†َّ ุงู„ุฑِّูْู‚َ ู„ุงَ ูŠَูƒُูˆู†ُ ูِู‰ ุดَู‰ْุกٍ ุฅِู„ุงَّ ุฒَุงู†َู‡ُ ูˆَู„ุงَ ูŠُู†ْุฒَุนُ ู…ِู†ْ ุดَู‰ْุกٍ ุฅِู„ุงَّ ุดَุงู†َู‡ُ

“ Setiap sikap kelembutan yg ada pada sesuatu , pasti akan menghiasinya.
Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu , kecuali akan memperburuknya "

( HR . Muslim )

Fir’aun adalah :
-> sosok yg paling kejam dan keras di masa Nabi Musa

namun Allah tetap memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun . .
-> agar menasehatinya dengan lemah lembut

Allah Subhannahu wa ta’ala berfirman :

ูَู‚ُูˆู„ุง ู„َู‡ُ ู‚َูˆْู„ุง ู„َูŠِّู†ًุง

“ Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya ( Fir’aun ) dengan kata-kata yg lemah lembut ”

( QS . Ath-Thaha : 44 )

Saudara/ri ku . .
dan lihatlah . .
tatkala nasehat dilontarkan dengan keras dan kasar . .
-> maka akan banyak pintu yg tertutup karenanya

Banyak orang yg diberi nasehat . .
-> justru tertutup dari pintu hidayah

Banyak kerabat dan karib yg hatinya menjauh . . Banyak pahala yg terbuang begitu saja . .
Dan tentu banyak bantuan yg diberikan kepada setan untuk merusak persaudaraan . .

5 ) Tidak memaksakan kehendak

Salah satu kewajiban seorang mukmin adalah
-> menasehati saudaranya tatkala melakukan keburukan

Namun dia tidak berkewajiban . .
-> untuk memaksanya mengikuti nasehatnya
Sebab itu bukanlah bagiannya

Seorang pemberi nasehat . .
-> hanyalah seseorang yg menunjukkan jalan
bukan seseorang yg memerintahkan orang lain untuk mengerjakannya

Ibnu Hazm Azh-Zhahiri mengatakan :
“ Janganlah kamu memberi nasehat dengan mensyaratkan nasehatmu harus diterima.
Jika kamu melanggar batas ini , maka kamu adalah seorang yg dzhalim…”

( Al-Akhlaq wa As-Siyar , halaman 44 )

6 ) Mencari waktu yg tepat

Tidak setiap saat orang yg hendak dinasehati itu
-> siap untuk menerima petuah

Adakalanya jiwanya sedang gundah , marah , sedih , atau hal lain yg membuatnya menolak nasehat tersebut.

Ibnu Mas’ud pernah bertutur :
“ Sesungguhnya adakalanya hati bersemangat dan mudah menerima , dan adakalanya hati lesu dan mudah menolak.
Maka ajaklah hati saat dia bersemangat dan mudah menerima dan tinggalkanlah saat dia malas dan mudah menolak ”

( Al-Adab Asy-Syar’iyyah , Ibnu Muflih )

Jika seseorang ternyata tak bisa menasehati dengan baik . .
-> maka dianjurkan untuk diam dan hal itu lebih baik

karena akan lebih . .
-> menjaga dari perkataan-perkataan yg akan memperburuk keadaan dan dia bisa meminta tolong temannya agar menasehati orang yg dimaksudkan

Sebagaimana sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam :

ู…َู†ْ ูƒَุงู†َ ูŠُุคْู…ِู†ُ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุงู„ْูŠَูˆْู…ِ ุงู„ุขุฎِุฑِ ูَู„ْูŠَู‚ُู„ْ ุฎَูŠْุฑًุง، ุฃَูˆْ ู„ِูŠَุตْู…ُุชْ

“ Barangsiapa yg beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah berkata yang baik atau diam… ”

( HR . Bukhari dan Muslim )

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin dalam : " Syarhu Al-Arba’in An-Nawawi "
memberikan beberapa faedah dari cuplikan hadits di atas
yaitu :
-> wajibnya diam kecuali dalam kebaikan dan anjuran untuk menjaga lisan

Jangan pernah putus asa untuk memohon pertolongan Allah . .
-> karena pada hakekatnya Allah-lah Yg Maha Membolak-balikkan hati seseorang

Meski sekeras apapun hati seseorang . .
namun tidak ada yg mustahil . .
-> jika Allah berkehendak untuk melembutkan hatinya dan menunjukkan kepada jalan-Nya

Wallaahu Musta’an . .
“ Jika engkau inginkan kebaikan pada saudaramu

Maka ajaklah ia tuk bergandengan . .

Dan beriringan menuju jalan-Nya . .

Bertuturlah dengan baik . .

Berilah senyuman tatkala ia tak peduli . .

Tunggulah . .

Bersabarlah . .

hingga pintu itu terbuka . .

Jangan kau paksa . .

dan jangan pula kau marahi . .

Sebab nasehat itu akan berubah menjadi pisau yg tajam . .

Yg hanya membuat goresan di hati . .

Dan akan membuat lari . .

Jangan kau paksa . .

dan jangan pula kau marahi . .

Sesungguhnya hidayah itu ada di tangan Sang Rabb . .

Yg Maha Membolak-balikkan hati ”

Referensi :
______

-> “ Menasehati Tanpa Menyakiti “
Abu Muhammad Shu’ailik
Pustaka : Arafah

-> “ Syarhu Al-Arba’in An-Nawawi “
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin
pustaka : " Daarul Ittiba’ " dan " Ad-Daaru Al-'Aalamiyyah Lin Nasyr wat Tauzii "

-> “ 99 Kisah Orang Shalih “
Muhammad bin Hamid Abdul Wahab
Pustaka : Darul Haq

" ust . ammi nur baits lc "

0 komentar:

Posting Komentar

 

Diunggulkan

Mengapa Kita Wajib Bermanhaj Salaf

Ringkasan Lau Kaana Khairan Lasabaquunaa Ilaihi (Kalau sekiranya perbuatan itu baik tentulah para Sahabat telah mendahului kita mengamal...

Recent Posts

Subscribe

Dapatkan Update Artikel via Media Sosial atau E-Mail
Mendaftar untuk Update Terkini

Copyright © . Penuntut ilmu syar'i - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger