Jumat, 09 November 2018

Makna Salaf secara istilah

Ada beberapa pendapat dari para ulama dalam mengartikan istilah “Salaf” dan terhadap siapa kata itu sesuai untuk diberikan. Pendapat tersebut terbagi menjadi 4 perkataan :
  1. Di antara para ulama ada yang membatasi makna Salaf yaitu hanya para Sahabat Nabi saja.
  2. Di antara mereka ada juga yang berpendapat bahwa Salaf adalah para Sahabat Nabi dan Tabi’in  (orang yang berguru kepada Sahabat).
  3. Dan di antara mereka ada juga yang berkata bahwa Salaf adalah mereka adalah para Sahabat Nabi, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in. (Luzumul Jama’ah (hal: 276-277)). Dan pendapat yang benar dan masyhur, yang mana sebagian besar ulama ahlussunnah berpendapat adalah pendapat ketiga ini.
  4. Yang dimaksud Salaf dari sisi waktu adalah masa utama selama tiga kurun waktu/periode yang telah diberi persaksian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka itulah yang berada di tiga kurun/periode, yaitu para sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda,

«ุฎَูŠْุฑُ ุงู„ู†َّุงุณِ ู‚َุฑْู†ِูŠ، ุซُู…َّ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَู„ُูˆู†َู‡ُู…ْ، ุซُู…َّ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَู„ُูˆู†َู‡ُู…ْ»

Artinya,“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya.” (HR. Bukhari (2652), Muslim (2533))

Maka dari itu, setiap orang yang mengikuti jalan mereka, dan menempuh sesuai manhaj/metode mereka, maka dia termasuk salafi, karena menisbahkan/menyandarkan kepada mereka.

Dalil-dalil Yang Menunjukkan Wajibnya Mengikuti Salafush Shalih

a. Dalil Dari Al Qur’anul Karim

ูˆَู…َู†ْ ูŠُุดَุงู‚ِู‚ِ ุงู„ุฑَّุณُูˆู„َ ู…ِู†ْ ุจَุนْุฏِ ู…َุง ุชَุจَูŠَّู†َ ู„َู‡ُ ุงู„ْู‡ُุฏَู‰ ูˆَูŠَุชَّุจِุนْ ุบَูŠْุฑَ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ ู†ُูˆَู„ِّู‡ِ ู…َุง ุชَูˆَู„َّู‰ ูˆَู†ُุตْู„ِู‡ِ ุฌَู‡َู†َّู…َ ูˆَุณَุงุกَุชْ ู…َุตِูŠุฑًุง

Artinya, “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran bainya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” [An-Nisa : 115]

Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala  berfirman,

ูˆَุงู„ุณَّุงุจِู‚ُูˆู†َ ุงู„ุฃูˆَّู„ُูˆู†َ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُู‡َุงุฌِุฑِูŠู†َ ูˆَุงู„ุฃู†ْุตَุงุฑِ ูˆَุงู„َّุฐِูŠู†َ ุงุชَّุจَุนُูˆู‡ُู…ْ ุจِุฅِุญْุณَุงู†ٍ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡ُู…ْ ูˆَุฑَุถُูˆุง ุนَู†ْู‡ُ ูˆَุฃَุนَุฏَّ ู„َู‡ُู…ْ ุฌَู†َّุงุชٍ ุชَุฌْุฑِูŠ ุชَุญْุชَู‡َุง ุงู„ุฃู†ْู‡َุงุฑُ ุฎَุงู„ِุฏِูŠู†َ ูِูŠู‡َุง ุฃَุจَุฏًุง ุฐَู„ِูƒَ ุงู„ْูَูˆْุฒُ ุงู„ْุนَุธِูŠู…ُ

Artinya, “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” [QS. At-Taubah : 100]

Allah mengancam dengan siksaaan neraka jahannam bagi siapa yang mengikuti jalan selain jalan Salafush Shalih, dan Allah berjanji dengan surga dan keridhaan-Nya bagi siapa yang mengikuti jalan mereka.

b. Dalil Dari As-Sunnah

1. Hadits Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,

ุฎَูŠْุฑُ ุฃُู…َّุชِูŠ ู‚َุฑْู†ِูŠ، ุซُู…َّ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَู„ُูˆู†َู‡ُู…ْ، ุซُู…َّ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَู„ُูˆู†َู‡ُู…ْ، ุซُู…َّ ุฅِู†َّ ุจَุนْุฏَูƒُู…ْ ู‚َูˆْู…ًุง ูŠَุดْู‡َุฏُูˆู†َ ูˆَู„ุงَ ูŠُุณْุชَุดْู‡َุฏُูˆู†َ ، ูˆَูŠَุฎُูˆู†ُูˆู†َ ูˆَู„ุงَ ูŠُุคْุชَู…َู†ُูˆู†َ، ูˆَูŠَู†ْุฐُุฑُูˆู†َ ูˆَู„ุงَ ูŠَูُูˆู†َ، ูˆَูŠَุธْู‡َุฑُ ูِูŠู‡ِู…ُ ุงู„ุณِّู…َู†ُ

“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya, kemudian akan datang suatu kaum persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului persaksiannya.”  (HR Bukhari (3650), Muslim (2533))

2. Kemudian dalam hadits yang lain, ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan tentang hadits iftiraq (akan terpecahnya umat ini menjadi 73 golongan), beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ุฃู„ุง ุฅู† ู…ู† ู‚ุจู„ูƒู… ู…ู† ุฃู‡ู„ ุงู„ูƒุชุงุจ ุงูุชุฑู‚ูˆุง ุนู„ู‰ ุซู†ุชูŠู† ูˆุณุจุนูŠู† ู…ู„ุฉ، ูˆุฅู† ู‡ุฐู‡ ุงู„ู…ู„ุฉ ุณุชูุชุฑู‚ ุนู„ู‰ ุซู„ุงุซ ูˆุณุจุนูŠู†، ุซู†ุชุงู† ูˆุณุจุนูˆู† ููŠ ุงู„ู†ุงุฑ، ูˆูˆุงุญุฏุฉ ููŠ ุงู„ุฌู†ุฉ، ูˆู‡ูŠ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ

Artinya, “Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahlul Kitab telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Sesungguhnya (ummat) agama ini (Islam) akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua golongan tempatnya di dalam Neraka dan hanya satu golongan di dalam Surga, yaitu al-Jama’ah.”

[Shahih, HR. Abu Dawud (no. 4597), Ahmad (IV/102), al-Hakim (I/128), ad-Darimi (II/241), al-Ajurri dalam asy-Syarii’ah, al-Lalikai dalam as-Sunnah  (I/113 no. 150). Dishahihkan oleh al-Hakim dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi dari Mu’a-wiyah bin Abi Sufyan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan hadits ini shahih masyhur. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 203-204)]

Dalam riwayat lain disebutkan:

ู…ุง ุฃู†ุง ุนู„ูŠู‡ ูˆุฃุตุญุงุจูŠ



Artinya, “Semua golongan tersebut tempatnya di Neraka, kecuali satu (yaitu) yang aku dan para Sahabatku berjalan di atasnya.” [Hasan, HR. At-Tirmidzi (no. 2641) dan al-Hakim (I/129) dari Sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahiihul Jaami’ (no. 5343)]

Hadits iftiraq tersebut juga menunjukkan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, semua binasa kecuali satu golongan, yaitu yang mengikuti apa yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya Radhiyallahu anhum. Jadi, jalan selamat itu hanya satu, yaitu mengikuti Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih (para Sahabat).

3. Hadits panjang dari Irbad bin Sariyah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

ูَุฅِู†َّู‡ُ ู…َู†ْ ูŠَุนِุดْ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ูَุณَูŠَุฑَู‰ ุงุฎْุชِู„َุงูًุง ูƒَุซِูŠุฑًุง، ูَุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุจِุณُู†َّุชِูŠ ูˆَุณُู†َّุฉِ ุงู„ْุฎُู„َูَุงุกِ ุงู„ุฑَّุงุดِุฏِูŠู†َ ุงู„ْู…َู‡ْุฏِูŠِّูŠู†َ ุนُุถُّูˆุง ุนَู„َูŠْู‡َุง ุจِุงู„ู†َّูˆَุงุฌِุฐِ، ูˆَุฅِูŠَّุงูƒُู…ْ ูˆَู…ُุญْุฏَุซَุงุชِ ุงู„ْุฃُู…ُูˆุฑِ ูَุฅِู†َّ ูƒُู„َّ ุจِุฏْุนَุฉٍ ุถَู„َุงู„َุฉٌ»

Artinya:

“Barang siapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku maka ia akan melihat perselisihan yang banyak, oleh sebab itu wajib bagi kalian berpegang dengan sunnahku dan Sunnah Khulafaaur Rasyidin (para khalifah) yang mendapat petunjuk sepeninggalku, pegang teguh Sunnah itu, dan gigitlah dia dengan geraham-geraham, dan hendaklah kalian hati-hati dari perkara-perkara baru (dalam agama) karena sesungguhnya setiap perkara baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat” [Shahih, HR. Abu Daud (4607), Tirmidzi (2676), dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ (1184, 2549)]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam  mengabarkan kepada ummat agar mengikuti sunnah beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang hidup sepeninggal beliau disaat terjadi perpecahan dan perselisihan.


Artikel : muslim.or.id

0 komentar:

Posting Komentar

 

Diunggulkan

Mengapa Kita Wajib Bermanhaj Salaf

Ringkasan Lau Kaana Khairan Lasabaquunaa Ilaihi (Kalau sekiranya perbuatan itu baik tentulah para Sahabat telah mendahului kita mengamal...

Recent Posts

Subscribe

Dapatkan Update Artikel via Media Sosial atau E-Mail
Mendaftar untuk Update Terkini

Copyright © . Penuntut ilmu syar'i - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger